Mereka ini bekerja untuk Islam, siang dan malam tanpa mengharapkan balasan dan ucapan terima kasih dari sesiapa pun, kecuali hanya dari Allah. Mereka pun tidak pernah menyandarkan langkah-langkahnya, kecuali kepada dukungan dan pertolongan-Nya, kerana ‘tidak ada kemenangan kecuali dari sisi-Nya’.
Seorang yang peribadinya lalai akan dirinya sendiri dan terhadap orang lain. Ia tidak memiliki tujuan hidup, tidak memiliki prinsip pemikiran, dan tidak pula beraqidah. Tetapi ia suka mempersoalkan itu dan ini mengenai gerakan-gerakan Islam, padahal tidak ada sedikit pun usahanya untuk membantu, yang ada cuma komen ini salah dan itu betol.
Orang seperti ini yang hobinya suka bersilat lidah dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang indah-indah agar dianggap sebagai orang ‘berisi’, walaupun kenyataannya ‘tin kosong berbunyi nyaring’ dengan perilakunya, ia ingin mempersembahkan di hadapan manusia bahawa dirinya adalah pencinta kepada amal. Ia sentiasa berusaha mempamerkan dirinya di alam Jihad, namun tidak pernah menemukan jalan. Ia menyedari akan kebohongan dirinya dengan lontaran kata-katanya itu, dan itu dilakukan hanya untuk menutupi kelemahannya.
Mungkin ia seorang yang tengah berupaya untuk melemahkan semangat orang-orang yang menyeru dakwah, agar dengan lemahnya semangat itu ia mempunyai alasan untuk meninggikan seruannya, untuk mempengaruhi secara dingin, dan akhirnya berpaling dari amal jama’i.
Golongan yang manapun dari mereka itu, jika anda menemuinya di jalan lalu anda jelaskan padanya manhaj amal yang sebenar, anda tuntun mata telinga, akal fikiran, dan tangannya menuju jalan yang benar, nescaya mereka akan berpaling juga dalam keadaan bingung, jiwanya memberontak, bibirnya gementar untuk berbicara, geraknya meragukan, dan diamnya pun nampak salah tingkahnya. Ia lalu menyampaikan kata-kata ‘maafnya’ dan meminta kesempatan di waktu yang lain saja. Akhirnya, ia pun menghindar darimu dengan seribu satu alasan. Itu semua dilakukan setelah ia dengan gigihnya berdiskusi denganmu berlama-lama, dan setelah itu engkau lihat, dia bahkan pergi begitu saja tanpa raut wajah gembira.
Perumpamaan mereka itu seperti suatu cerita bahawa ada seseorang yang dengan semangatnya menghunus pedang, tombak, dan senjata lainnya. Setiap malam ia memandang senjata-senjata itu dengan gerakan geram kerana tidak menemui musuhnya untuk menunjukkan keberanian dan kepahlawanannya. Suatu saat, isterinya ingin menguji kesungguhannya. Dibangunkanlah dia pada tengah malam sambil memanggilnya dengan nada meminta bantuan, “Bangunlah abang, kuda-kuda perang telah beratur di pintu rumah kita.” Lalu dia terbangun dalam keadaan gemetar dan wajahnya pucat lesu sambil mengigil ketakutan, “Kuda perang, kuda perang …” Hanya itu yang ia ucapkan, tidak lebih dari itu. Dia bahkan tidak berusaha untuk membela dirinya. Apabila waktu pagi tiba, hilanglah akal sihatnya kerana ketakutan yang amat sangat dan terbanglah pula roh Jihadnya, padahal ia belum terjun ke medan perang secara nyata dan belum menjumpai seorang musuh pun.
Allah swt. Berfirman,
“Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang- halangi di antara kamu dan orang-orang yang berkata kepada saudara- saudaranya: "Marilah kepada kami." Dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan sebentar. Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik- balik seperti orang yang pengsan kerana akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Al-Ahzab: 18-19)
Untuk orang-orang seperti ini kita tidak perlu memberi komen. Kita tidak perlu menjawab mereka, kecuali dengan kata-kata, “Semoga keselamatan atas kamu dan kami tidak memerlukan orang-orang jahil.” Bukan untuk mereka saya menulis dan bukan kepada mereka dan saya berbicara. Kita telah lama berharap kebaikan untuk mereka dan mungkin kita telah tertipu oleh mulut manisnya ketika dulu, lalu terbukalah keburukan mereka dan terungkaplah apa yang ada di sebalik kata-katanya itu.
Ada lagi kelompok lain: sedikit jumlahnya, tetapi besar kesungguhannya, diberkati dan dilindungi oleh Allah. Mereka bertanya kepadamu dengan pertanyaan serupa ketika diajak untuk mendukung dan bergabung dengan jamaah ini, namun dengan hati yang tulus. Mereka adalah orang-orang yang hatinya telah dipenuhi dengan kerinduan untuk berbuat demikian, sehingga apabila mengetahui jalan untuk itu, mereka pasti terjun seketika. Mereka adalah para mujahid, namun tidak berpeluang menjumpai medan jihad yang dapat membuktikan kepahlawanannya. Mereka telah banyak berinteraksi dengan berbagai kelompok dan telah mengkaji berbagai jemaah dan organisasi dakwah, namun tidak menjumpai sesuatu yang memuaskan hatinya. Apabila mereka menjumpai apa yang mereka inginkan, mereka ini pastinya memenuhkan posisi di barisan pertama dan menjadi bahagian dari para aktivis yang tekun.
Kelompok ini telah hilang dan sedang dinanti kedatangannya. Saya yakin sepenuhnya, jika seruan ini terdengar olehnya dan sampai di hatinya, mereka pasti akan menjadi salah satu dari dua golongan: golongan aktivis atau paling tidak golongan penolong dan tidak mungkin menjadi yang ketiga. Mereka, kalaupun tidak mendukung fikrah ini, tidak akan pernah sekali-kali menjadi musuhnya. Untuk kelompok inilah saya menulis, kepada merekalah saya berbicara, dan bersama merekalah untuk saya saling memahami. Allah swt sendirilah yang memilih tentera-tenteranya dan memilih para aktivis dakwahNya.
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.” (Al-Qashash:56)
Mudah-mudahan kita sepakat dengan apa yang kita inginkan. Allah swt berfirman dengan kebenaran dan hanya Dialah petunjuk jalan.
Kepada Putera-Puteri Islam Yang Penuh Semangat
Kepada kelompok ini, yang berkepribadian mulia, yang berhati jernih, yang bercita-cita tinggi, yang berjiwa terhormat, yang cintanya bekerja, dan menjadi tumpuan harapan, dimana seorang penyair telah berputus asa mendapatkan orang sepertinya:
Telah sekian lama ‘ku bergaul dengan banyak orang pengalaman demi pengalaman menempaku tiada hari datang kepadaku kecuali menyenangkan di jumpa-jumpa pertama namun menyakitkan jua di akhirnya
Saya katakan, “Kamu kini berada di hadapan seruan dakwah yang baru. Mereka menyeru kamu untuk bekerja bersama mereka dan bergaul dengannya untuk menuju suatu tujuan, yang ia adalah cita-cita setiap muslim dan harapan setiap mukmin. Adalah hakmu bertanya tentang sejauh mana persediaannya. Dan kewajibanmu pula untuk mengetahui lebih dalam terhadap apa yang diserukan kepadamu.
Saya merasa kagum akan kejujuran dan ketulusan mereka untuk bergabung dengan jamaah kita. Mereka minta penjelasan terhadap setiap kata dan setiap ungkapan kepada saya. Mereka mengkonsultasikan setiap sarana yang dipergunakan, hingga jika sudah merasa puas, mereka segera menyampaikan pesan-pesannya dengan keyakinan yang bulat, jelas maksudnya, dan semangat pula wajahnya. Mereka sentiasa bekerja dengan kesungguhan yang penuh hingga saat ini, dan saya berharap akan terus begitu dengan izin Allah.
Saya serukan kepada putera puteri Islam yang memiliki semangat bahwa seluruh jamaah Islam di masa kini sangat menginginkan munculnya peribadi aktivis sekaligus pemikir dan jiwa yang berani menyatakan kebenaran. Dan tidakkah mereka memahami bahwa hendaklah mereka segera bergabung dengan jamaah ini. Mungkin kita masing-masing mempunyai pendapat dan pendekatan yang berbeza-beza. Lihatlah Rasulullah saw. Jika dibanding dengan manusia seluruhnya, pendapatnya adalah sebenar-benar pendapat dan pemikirannya adalah sematang-matang pemikiran, namun ia mengambil juga pendapat Hubaib ra saat perang Badar dan pendapat Salam saat perang Khandak. Mereka tentu saja sangat bahagia, kerana ada yang mengambil pendapatnya untuk suatu pekerjaan yang benar.
Tidakkah mereka mengetahui bahwa jika mereka telah mencuba sekali, dua kali, atau lebih dari itu, namun belum juga berhasil, janganlah putus asa. Mereka harus ‘memainkan bola’ terus-menerus sehingga menciptakan ‘gol’ pada saatnya. Jika mereka tergesa-gesa dan cepat putus asa, hilanglah kesempatannya untuk memperoleh keuntungan itu.
Hal ini sebagaimana kisah seorang pemburu ikan. Suatu saat ia mendapat ikan yang besar. Lalu ia melihat di dasar air itu ada rumah karang yang disangkanya mutiara. Setelah itu, ditinggalkannya ikan yang sudah di tangan untuk mengambil rumah karang. Ketika ia melihat dari dekat, hatinya menyesal. Kemudian ia melihat ikan kecil membawa mutiara. Akhirnya ia hanya mendapatkan ikan kecil, serta kehilangan ikan besar dan mutiara, sesuatu yang berlipat-lipat lebih berharga, atau seperti seekor itik di suatu danau. Ia melihat bayangan di dasar air yang disangkanya ikan. Ia berusaha menjulurkan paruhnya untuk mendapatkannya. Ia mematuknya berkali-kali hingga kepenatan lalu ditinggalkan dengan perasaan marah. Sejenak kemudian berlalulah ikan di hadapannya. Ia acuh tak acuh kerana menganggapnya bayangan. Lalu ia pun meninggalkannya. Dengan begitu ia kerugian dan kehilangan kesempatan berharga dan sirnalah pula harapannya.
Inilah beberapa catatan, yang perlu saya sampaikan kepada orang-orang yang ingin berjuang dalam Islam. Saya fikir ini patut direnungkan dalam-dalam. Saya serukan dakwah ini kepada mereka. Hendaklah mereka mencuba bergabung dengannya. Jika mereka mendapati kebaikan, dukunglah dan jika mendapati kebengkokan, luruskanlah. Jangan sampai percubaan mereka menjadi penghalang bagi kemajuan bersama. Saya berharap mereka menyaksikan pada diri kami pemandangan yang menenteramkan hati, insyaAllah.
MOHD YUSOF HADHARI B. SAIDON -UTMKL
KETUA PENERANGAN GAMIS PUSAT
Blog beliau boleh dilawati melalui : Seutas Renungan, Tasbih Perjuangan
0 ulasan:
Catat Ulasan