Rabu, 29 Disember 2010

DAHSYATNYA SAKARATUL MAUT,BERSEDIAKAH KITA MENGHADAPINYA ?????

""Kalau sekiranya kamu dapat melihat malaikat-malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka serta berkata, "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar." (niscaya kamu akan merasa sangat ngeri) (QS. Al-Anfal {8} : 50).

"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata), "Keluarkanlah nyawamu !" Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan kerena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya". (Qs. Al- An'am : 93).

"Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya dipukul pedang". (H.. Ibnu Abu Dunya).
Cara Malaikat Izrail mencabut nyawa tergantung dari amal perbuatan orang yang bersangkutan, bila orang yang akan meninggal dunia itu durhaka kepada Allah, maka Malaikat Izrail mencabut nyawa secara kasar. Sebaliknya, bila terhadap orang yang soleh, cara mencabutnya dengan lemah lembut dan dengan hati-hati. Namun demikian peristiwa terpisahnya nyawa dengan raga tetap teramat menyakitkan.



Di dalam kisah Nabi Idris a.s, beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan sholat sampai puluhan raka'at dalam sehari semalam dan selalu berzikir di dalam kesibukannya sehari-hari. Catatan amal Nabi Idris a.s yang sedemikian banyak, setiap malam naik ke langit. Hal itulah yang sangat menarik perhatian Malaikat Maut, Izrail. Maka bermohonlah ia kepada Allah Swt agar di perkenankan mengunjungi Nabi Idris a.s. di dunia. Allah Swt, mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka turunlah ia ke dunia dengan menjelma sebagai seorang lelaki tampan, dan bertamu kerumah Nabi Idris.


"Assalamu'alaikum, yaa Nabi Alloh". Salam Malaikat Izrail,

"Wa'alaikum salam wa rahmatulloh". Jawab Nabi Idris a.s.

Beliau sama sekali tidak mengetahui, bahwa lelaki yang bertamu ke rumahnya itu adalah Malaikat Izrail.

Seperti tamu yang lain, Nabi Idris a.s. melayani Malaikat Izrail, dan ketika tiba saat berbuka puasa, Nabi Idris a.s. mengajaknya makan bersama, namun di tolak oleh Malaikat Izrail. Selesai berbuka puasa, seperti biasanya, Nabi Idris a.s mengkhususkan waktunya "menghadap". Alloh sampai keesokan harinya. Semua itu tidak lepas dari perhatian Malaikat Izrail. Juga ketika Nabi Idris terus-menerus berzikir dalam melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yang baik-baik saja. Pada suatu hari yang cerah, Nabi Idris a.s mengajak jalan-jalan "tamunya" itu ke sebuah perkebunan di mana pohon-pohonnya sedang berbuah, ranum dan menggiurkan.
"Izinkanlah saya memetik buah-buahan ini untuk kita". pinta Malaikat Izrail (menguji Nabi Idris a.s).

"Subhanalloh, (Maha Suci Alloh)" kata Nabi Idris a.s.

"Kenapa ?" Malaikat Izrail pura-pura terkejut.

"Buah-buahan ini bukan milik kita". Ungkap Nabi Idris a.s. Kemudian Beliau berkata: "Semalam anda menolak makanan yang halal, kini anda menginginkan makanan yang haram".
Malaikat Izrail tidak menjawab. Nabi Idris a.s perhatikan wajah tamunya yang tidak merasa bersalah. Diam-diam beliau penasaran tentang tamu yang belum dikenalnya itu. Siapakah gerangan ? fikir Nabi Idris a.s.

"Siapakah engkau sebenarnya ?" tanya Nabi Idris a.s.

Aku Malaikat Izrail". Jawab Malaikat Izrail.

Nabi Idris a.s terkejut, hampir tak percaya, seketika tubuhnya bergetar tak berdaya.

"Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku ?" selidik Nabi Idris a.s serius.

"Tidak" Senyum Malaikat Izrail penuh hormat.
"Atas izin Allah. Aku sekedar berziarah kepadamu". Jawab Malaikat Izrail.



"Aku punya keinginan kepadamu". Tutur Nabi Idris a.s

"Apa itu ? katakanlah !". Jawab Malaikat Izrail.

"Kumohon engkau bersedia mencabut nyawaku sekarang. Lalu mintalah kepada Allah SWT untuk menghidupkanku kembali, agar bertambah rasa takutku kepada-Nya dan meningkatkan amal ibadahku". Pinta Nabi Idris a.s.
Tanpa seizin Allah. Aku tak dapat melakukannya", tolak Malaikat Izrail.

Pada saat itu pula Allah SWT memerintahkan Malaikat Izrail agar mengabulkan permintaan Nabi Idris a.s. Dengan izin Allah, Malaikat Izrail segera mencabut nyawa Nabi Idris a.s. sesudah itu beliau wafat.

Malaikat Izrail menangis, memohonlah ia kepada Allah SWT agar menghidupkan Nabi Idris a.s. kembali. Allah mengabulkan permohonannya. Setelah dikabulkan Allah Nabi Idris a.s. hidup kembali.
"Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku ?" Tanya Malaikat Izrail.

"Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup dikuliti". Jawab Nabi Idris a.s.

"Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukan terhadapmu". Kata Malaikat Izrail.

MasyaAlloh, lemah-lembutnya Malaikat Maut (Izrail) itu terhadap Nabi Idris a.s. Bagaimanakah jika sakaratul maut itu, datang kepada kita ?

Bersediakah kita untuk menghadapinya ?


Baca Seterusnya / Read More

AKU TAHU,TAPI AKU MAHU

bisillahirrahmanirrahim..
sabda Nabi: huffat al jannah bil makarih, wa huffat an nar bissyahawat.( jalan ke syurga itu penuh dengan kesusahan, jalan ke neraka itu penuh dengan syahwat) .

....................
aku tahu hidup dunia cuma sementara
tapi seolah-olah kuhidup untuk selamanya

aku tahu segala amalan bakal dihisab,
tapi masih kulupakan alam akhirat

aku tahu rakib atid setia di sisi mencatat amalan
tapi maksiat masih berterusan

aku tahu solat itu penting
tapi selalu memandangnya enteng

aku tahu solat itu tiang agama,
tapi sering saja aku lewatkannya

aku tahu ajalku tiba bila-bila masa sahaja,
tapi solat masih tak dijaga



aku tahu berat amanahku sebagai hamalatul quran,
tapi masih liat nak mengulang

aku tahu aurat itu aib diri,
tapi masih tak pandai menjaga diri

aku tahu cinta itu fitrah,
tapi aku jadikannya fitnah

aku tahu apa itu dosa apa itu pahala,
tapi aku seolah tak endahkannya

aku tahu Allah sentiasa memerhati
tapi sering kulakukan maksiat secara sembunyi

aku tahu ujian Allah pasti ada hikmahnya,
tapi aku sering berputus asa

aku tahu aku ini hambaNYA
tapi masih hanyut dengan dunia

aku tahu azabnya api neraka,
tapi masih kulakukan maksiat padaNYA

aku tahu betapa nikmat kehidupan di syurga
tapi tak berusaha untuk medapatkannya
....................

Ya Allah, banyaknya benda yang telah aku tahu, tapi buat seolah- olah tidak tahu..
sedangkan Nabi berkata: tidak berguna ilmu seseorang itu sehingga dia mengamalkan ilmu tersebut. Kenapa aku jadi begini. Aku tahu AKU INI MUSAFIR SAHAJA DI DUNIA DAN DESTINASI TERAKHIR IALAH AKHIRAT. tapia aku seolah- olah menjadi hamba dunia.

1 tamsilan untuk sama-sama kita renungi diri kita: 'Kenapa dalam hal dunia kita pasti nakkan yang terbaik, tapi bab akhirat selalu saja kita mencari alasan untuk menjadi yang terbaik???' .. Hanya ingin mengutarakan beberapa persoalan untuk kita renungi bersama: 'Kalau pointer,pasti semua berusaha sehabis daya untuk mengejar pointer 3.5 and above, semua pasti mahukan yang terbaik. Tapi dalam bab agama,Kenapa kita tidak berusaha untuk menjadi yang terbaik juga?? '..Diri saya sendiri, terlalu susah untuk istoqomah dengan amalan tertentu, solat di awal waktu, menjaga mulut daripada dosa dan banyak lagi....Apabila ditanya, pasti kita mejawab KESUNTUKAN MASA, BADAN PENAT,tak hendak JADI HIPOKRIT dan macam-macam lagi alasan yang dijawab oleh nafsu...TAPI,Kenapa kita mesti mencari alasan untuk sesuatu yang berkaitan dengan akhirat, tapi bukan untuk dunia??? Kalau untuk dunia, pasti ada kata-kata motivasi yang membisikkan di telinga: there's a will, there's a way...

Alangkah hebatnya sahabat-sahabat nabi dahulu dan Rasulullah sendiri. Pernah Rasulullah berkata kepada Bilal bin Rabah: Rehatkanlah kami dengan solat. Di sini, saya ingin berkongsi 1 artikel yang pernah terbaca dalam mastika keluaran lama, seorang wartawan membuat liputan tentang kehidupan Tuan Guru Nik Abdul Aziz, MB Kelantan. Pada hari itu, beliau menghadiri majlis tahnik bayi. kerana bilangan bayi yang ramai, TG terasa letih berdiri lantaran usianya yang sudah lanjut. Jadi, beliau memohon ruang untuk berehat sekejap. apa yang dimaksudkan rehat itu? TG mengambil wudhu' dan mengerjakan solat sunat. Itulah rehat yang dimaksudkan oleh TG. Masya Allah, hebatnya keperibadian seorang ulama'. Kalau kita sendiri, mesti rehat yang kita maksudkan ialah dengan cara relax dan baring di atas katil, bawah kipas, tapi tidak bagi seseorang yang benar- benar meletakkan cintanya pada ALLAH.. Allahummaghfirli...

banyaknya benda yang aku tahu, tapi masih mahu melakukan maksiat padaMU. ampuni aku, pimpinlah aku ke jalan yang benar.

Wahai Tuhan ku tak layak ke syurgaMU,
namun tak pula aku sanggup ke nerakaMU
ampunkan dosaku terimalah taubatku
sesungguhnya Engkaulah Pengampun dosa-dosa besar..


Di mana bumi dipijak, di situ ISLAM dijunjung.

Jika bukan kita siapa lagi?
jika bukan sekarang bila lagi?


Baca Seterusnya / Read More

Jundullah